Jumat, 30 Oktober 2009

SEJARAH INTERNET

Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

Rabu, 28 Oktober 2009

Dampak Global Warming

Indonesia mulai merasakan dampak pemanasan global (global warming) yang dibuktikan dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi.
Dampak pemanasan global itu di antaranya, terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.
Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.

Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.
Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.
Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global.
Pemanasan global disebabkan kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.
Karena itu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan global adalah melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan
jadi pemerintah harus didesak untuk menggunakan energi terbarukan seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.

Minggu, 18 Oktober 2009

Sepintas Mengenai Remaja


Masa kanak-kanak ,remaja, dewasa dan kemudian menjadi orang tua tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses yang wajar dalam menjalani hidup ini secara berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus di lalui oleh seorang manusia.

Setiap mengalami pertumbuhan sudah pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang spesifik di mana masing-masing tekah memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja, di mana pada masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam mengalami proses kehidupan ini, yang mana pada tahap ini remaja harus mampu menjalani cobaan yang datang silih berganti dalam kehidupan mereka masing-masing.
Masa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua yang selalu memikirkan tindak-tanduk yang dilakukan oleh anaknya.
Namun banyak remaja masa kini yang beranggapan bahwa hal-hal demikian merupakan hal-hal yang biasa dalam pergaula remaja, meski pun para remaja tersebut melakukan hal-hal negatif yang dapat merusak dirinya, tanpa memikirkan keluhan-keluhan orang tua nya atas perilaku anaknya tersebut.
Selain itu, sebagian remaja juga beranggapan, bahwa masa-masa yang mereka jalani adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidunya dimana kesenangan yang mereka jalani tersebut adalah pergaulan ugal-ugalan dimana nantinya hasil yang mereka peroleh dari pergaulan yang merekla anggap tersebut terlalu menyenangkan hanya akan menjadi salah satu beban pikiran bagi para orang tua remaja tersebut. Oleh karena itu, para orang tua hendaknya berkenan menriam remaja sebagai mana adanya. Para orang tua harus mampu menyadarkan para anaknya yang sudah remaja. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orang tua para remaja hendaknya menjadi teladan bagi anaknya untuk ke depan dapat membangkitakn semangat layaknya hidup menjadi keluarga yang harmonis. Seperti kita ketahui masa remaja adalah peralihan masa kanak-kanak ke dewasa, dimana pada fase ini seseorang dapat dikatakan remaja apabila usianya mencapai 13 tahun sampai dengan usia 18 tahun.
Remaja tidak boleh dikatakan sebagai anak-anak, namun remaja juga belu pantas dikatakan dewasa. Namun sebagian besar remaja-remaja masa kini merupakan salah satu beban orang tua nya, di mana sebelumnya telah dikatakan bahwa para remaja masa kini lebih cenderung melakukan kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua remaja. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para remaja hanya akan menyenangkan dirinya sendiri dan akan merugikan keluarganya sendiri khususnya orang tua, di mana sosok daripada remaja tersebut akan mendapat penilaian yang berupa pandangan-pandangan buruk dari orang-orang banyak, yang mana kesenangan yang dilakukan para remaja tersebut hanya akan merusak kedudukannya sebagai anak yang hidup di tengah-tengah keluarganya. Sebagaimana juga kita ketahui, bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan para remaja akan menimbulkan penyesalan yang selalu datang terlambat dalam kehidupan mereka baik dalam lingkungan sekolah mau pun di luar sekolah.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan penyesalan inilah yang sering disebut sebagai
"Kenakalan Remaja"

Jumat, 16 Oktober 2009

Mutu Pendidikan Kita

Ngomongin soal pendidikan emang seperti kagak ada matinya. Semakin sering diobrolin, kian banyak pene?¬muan baru dan data anyar tentang bidang yang satu ini. Entah data yang mengenakkan, atau justru data yang bikin enek. Nggak apa-apa. Yang penting, kita bisa ngambil hikmahnya dari kenyataan tersebut.
Kalo mau mikirin lebih jauh, emang sih kita juga suka bingung. Jumlah sekolah di negeri ini udah nggak bisa diitung dengan jari dari dua tangan kita, lho. Saking banyaknya tentu. Dari semua itu, tentu aja bisa kamu bayangkan berapa puluh juta siswa yang mampu diserap oleh sekolah. Belum lagi perguruan tinggi, baik yang plat merah, alias perguruan tinggi negeri, maupun yang swasta punya. Wuah, jumlahnya banyak banget tuh.
Oke deh, dari soal jumlah kita memang menang. Pokoknya kagum, bahwa negara dan pihak swasta bisa membangun sekolah. Dan itu boleh kita acungin jempol. Bahkan ada juga di antara mereka yang melengkapinya dengan fasilitas yang canggih dan mewah. Hanya saja persoalan?¬nya nggak berhenti di situ. Kita masih menyim?¬pan segudang tanda tanya. Boleh dibilang tanda tanya besar. Pertanyaannya sederhana saja sebetulnya. Begini, mengapa kualitas pendidikan kita selalu berjalan di tempat? Ini untuk tidak mengatakan terbela?¬kang, lho. Bener. Nggak meningkat gitu.
Banyak hal sebetulnya, tapi kita mulai dari beberapa persoalan yang bisa kita lihat langsung akibatnya. Pertama, soal beban pelajaran. Kedua, masalah moralitas pendidik dan siswanya. Ketiga, mengenai kesejahteraan bagi tenaga pendidik. Keempat, tentang tujuan pendidikan. Kita rasa keempat persoalan ini yang secara langsung bisa mempengaruhi level mutu pendidikan di negeri ini. Sebab, terus terang saja, kalo kita simak sendiri, perkem?¬bangannya emang bikin pegel yang merasakan. Ada apa sebenarnya?
Sobat muda muslim, kayaknya pas banget jika pertanyaan tadi kita ajukan. Itung-itung buat renungan. Syukur-syukur jika kemu?¬dian ada pihak berwenang yang merespon baik. Anggaplah ini sebagai sebuah “protesâ€? kecil ketika kita mencoba menilai tentang mutu pendidikan di negeri kita saat ini. Nggak salah kan? Yup, ini merupakan bagian dari sebuah upaya untuk bisa memberikan yang terbaik untuk pendidikan di masa depan. Siapa tahu kan? Semoga saja demikian.
Masih belepotan
Ibarat seorang tukang bangunan amatir, setiap kerjaan yang dibuatnya masih jauh dari sempurna. Untuk merapikan genteng saja, masih berantakan. Memasang keramik untuk lantai aja, masih mencang-mencong dan berge?¬lombang. Pun ketika bikin pondasi, masih serampangan nyetel ukuran. Sama halnya ketika harus ngecat tembok, masih terlihat “belang-belangâ€?. Jadi deh, hasilnya adalah bangunan yang mudah banget untuk roboh atau diroboh?¬kan, dan nggak enak dipandang mata.
Itu soal bangunan. Kalo pengibaratan itu coba kita? terapkan juga dalam bidang pendi?¬dikan ini, rasanya semua pihak bisa mema?¬haminya deh. Tentunya termasuk kamu yang masih remaja. Coba aja lihat, beban belajar yang berat bikin anak-anak kelenger. Sebagian lagi malah udah jelas-jelas KO. Buktinya, setiap pelajaran apapun yang disampaikan kepadanya selalu berhasil memantul sempurna, alias nggak ada yang masuk satu pun.
Bisa kamu rasakan sendiri. Teman-teman yang masih di SMP, udah dijejali dengan mata pelajaran yang banyaknya minta ampun. Udah gitu materinya langsung yang berat-berat. Emang sih, kalo dipikir-pikir sekilas bagus juga, tapi ini amat berbahaya bagi perkem?¬bangan selanjutnya. Apalagi metode yang dipa?¬kai di sini, langsung “telanâ€? aja gayanya. Bahkan tragis?¬nya, dengan amat sedikit praktik untuk mata pelajaran yang seharusnya membutuhkan prak?¬tik. Jadinya bingung. Asli, tanpa daun.
Misalnya aja, kamu pasti kesulitan dong kalo harus ngebayangin bahwa reaksi antara Natrium Hidroksida dengan Asam Chlorida bakalan menghasilkan garam (NaCl). Reaksi ini, sulit digambarkan kalo nggak dicoba diberikan praktiknya. Sebab, reaksi ini nggak sederhana, harus ada proses evaporasi (penguapan). Jadi bukan hanya teori yang masih mengawang-ngawang. Sama halnya dengan pelajaran mate?¬matika, kalo nggak ada aplikasinya kayaknya nggak seru deh. Jangan-jangan nanti belajar banyak matematika malah jadi matematika, alias makin tekun makin tidak karuan. Walah?
Sobat muda muslim, itu satu hal dari beban pelajaran. Berat memang. Bisa dibayang?¬kan tentunya, dengan materi pelajaran yang super banyak itu bukan malah jadi pinter, tapi mereka justru akhirya jenuh. Emang sih, bagi beberapa siswa yang kecerdasannya di atas rata-rata bisa nyetel. Tapi kan persoalannya, pendidikan bukan hanya untuk mereka yang udah cerdas aja, tapi untuk semua. Tul nggak?
Sekarang soal moralitas pendidikan. Mengapa soal ini dibahas juga?
Malasnya pendidik membaca buku rujukan lainnya juga bisa bikin para siswa boring, karena nyaris pendidik cuma memindahkan teks dari buku pegangan. Nggak ada pengembangan sama sekali. Akibatnya, bikin siswa boring. Ujungnya, sangat boleh jadi ada siswa yang malas belajar dan lebih memilih bolos sekolah. Tentu ini diluar anak yang emang hobi bolos. Oya, pelajar yang nyantai juga banyak. Nggak habis pikir deh. Bukan apa-apa, ada aja pelajar yang ke sekolah cuma bawa buku satu, udah gitu dilipat dan dimasukkin ke saku bagian belakang celananya. Mau ngapain ke sekolah? Bingung deh. Udah gitu, ada juga yang pakaian seragam?¬nya mirip-mirip gembel; celana bertam?¬bal, dan dicorat-coret pake tipe-ex. Hmm…
Soal moralitas ini juga nampak banget dalam masalah pendidikan agama. Islam khusus?¬nya. Sang guru nggak berusaha untuk men?¬jelaskan bahwa pelajaran itu bukan cuma untuk diketahui, tapi wajib di?¬pahami. Artinya, jangan sampe anak hanya pin?¬ter ngapalin dalil-dalil, tapi aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari nol. Karena emang nggak dituntut untuk itu. Sholat misalnya, betapa banyak teman-teman yang sebetulnya udah hapal bacaannya, udah hapal gerakannya. Tapi anehnya, sebagian besar dari mereka sholatnya nggak ada yang bener. Ada yang kadarkum, alias kadang sadar kadang kumat. Artinya, lagi sadar, ya sholat. Kalo lagi kumat, ya kagak. Celakanya lagi, sang guru nggak ngecek sampe ke situ. Harusnya kan ada penekanan, penga?¬rahan, dan bimbingan. Supaya paham tentunya. Jangan cuma teori doang. Tapi kudu didukung dengan praktiknya.
Akibat lanjutnya, tentu siswa banyak yang memahami Islam hanya sebatas penge?¬tahuan belaka, bukan dijadikan sebagai pema?¬haman. Betapa banyak siswa yang tawuran tiada henti, udah nggak keitung jumlahnya siswa yang melakukan seks bebas, kita juga prihatin karena tingkat kejahatan meningkat di kalangan pelajar. Inikah hasil dari pendidikan kita selama ini? Rasanya inilah memang jawabannya. Duh, nyesek banget deh. Bener.
Sobat muda muslim, tentang kesejah?¬teraan bagi tenaga pendidik juga amat mempri?¬hatinkan. Bahkan ini bisa jadi mata rantai yang berhubungan secara siginifikan (nyata) dengan kualitas pendidikan. Benar, sebab kita belajar dari orang yang kita sebut sebagai guru. Sementara kalo yang kita saksikan sekarang, gaji guru seringkali nggak cukup bagi mereka untuk menyambung hidup, meski sebulan sekali?¬pun. Gaji guru SD di daerah misalnya.
Penghargaan kepada pendidik yang rendah ini, amat beralasan tentunya bila kemu?¬dian perhatian pendidik terbelah. Mikirin siswa, juga mikirin dapur. Apalagi bagi pendidik yang di daerah. Sudahlah peluang nyari tambahan sedikit, masih harus menerima kenyataan pahit, yakni gaji disunat. Jadi, boro-boro untuk beli buku referensi sebagai tambahan mengajar, untuk beli nasi aja repot.Walah?
Sobat muda muslim, ini amat ber?¬pengaruh lho kepada kualitas yang dididik. Kalo sang guru aja kurang persiapan dalam meng?¬ajar, karena memang waktunya lebih banyak tersedot untuk mikirin dapur supaya ngebul. Gimana dengan muridnya?
Padahal di Jepang, gaji seorang profesor yang ngajar di universitas di sana, ada yang bergaji Rp 1 milyar setahun. Bahkan masih juga ditambah dengan fasilitas dan tunjangan lainnya yang serba wah (Kompas, 22 April 2002).
Bagaimana seharusnya?
Rasanya, tujuan pendidikan kita perlu dipertanyakan lagi. Akan ke mana arahnya? Sampai sekarang masih nggak jelas. Itu sebab?¬nya, kita sulit ngebayangin pelajar Indonesia bisa bersaing di kancah internasional kalo mutunya seperti sekarang ini. Kalo mau nyoba ngebandingin, ada data menarik. Menurut skor yang dikeluarkan World Competitiveness Year?¬book 2002, di bidang sains, skor tertinggi diraih Taiwan (569), lalu Singapura (568), Jepang (550), Korea Selatan (549), dan kemudian Hongkong (530). Malaysia (492), Thailand (482), Indonesia (435), dan Philipina (345). (Kompas, 22 April 2002).
Malu deh. Alih-alih bersaing dengan negara lain, di sini aja kita masih kebingungan dengan segudang problem yang ada; krimi?¬nalitas pelajar, seks bebas, dan narkoba masih akrab banget dalam kehidupan pendidikan kita. Persoalan lain seperti pengangguran juga adalah bom waktu. Bila dibandingkan antara pengang?¬guran yang terjadi tahun 1997 dan 2000, peningkatan yang terjadi bervariasi antara 74 persen hingga 186 persen. Peningkatan angka pengangguran terdidik ter?¬besar terjadi pada tingkat pendidikan DIII atau akademi. Pada tahun 1997, pengangguran DIII/akademi berjumlah 4.899 jiwa, dan pada tahun 2000 menjadi 14.014 atau naik sekitar 186 persen. (Kompas, 16 Februari 2002). Padahal, data tadi baru di Jawa Timur aja.
Sebenarnya di negara lain juga ada, tapi masih bisa “dihiburâ€? dengan prestasi aka?¬demiknya. Meski tetap menurut pandangan Islam segitu itu belum maksimal dan optimal.
Dalam Islam, tujuan pendidikan itu secara singkatnya adalah untuk mewujudkan manusia yang memiliki kepribadian Islam yang handal. Itu saja. Tentu, untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu dibuat beberapa metode. Di antaranya: kurikulum pendidikan Islam didasarkan kepada akidah Islam. Bukan akidah yang lain. Kemudian materi sains dan teknologi terapan dibedakan dengan tsaqafah Islam (ilmu yang lahir dari akidah Islam). Materi tsaqafah Islam harus dipelajari sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Untuk semua itu, disediakan fasilitas penunjang seperti perpus?¬takaan, asrama, dan bebas biaya pendidikan, juga tenaga pengajar yang mum?¬puni. Islam sadar betul akan hal ini. Itu sebabnya, untuk gaji guru aja Islam berani membayar mahal. Ambil contoh di masa Khalifah Umar bin Khaththab ra, gaji guru TK aja sebulan 15 dinar (hampir Rp 5 juta dengan hitungan 1 gram emas seharga Rp 75 ribu). Kamu perlu tahu, 1 dinar sama dengan 4.25 gram emas. Besar sekali bukan?
Tapi…ya, sekarang yang diterapkan kapitalisme. Sistem kehidupan yang emang mengabaikan ajaran agama. Kalo pun kemudian sukses dalam bidang akademisnya, tapi sering?¬kali mencampakkan agama. Rusak memang.
Sobat muda muslim, kita coba mengenalkan Islam dalam persoalan ini. Sebab Islam nggak cuma ngatur urusan shalat semata, tapi juga ngurus pendidikan, bahkan sampe pemerintahan. Inilah Islam sebagai sebuah ideologi. Jadi, bila mutu pendidikan ingin oke, libatkan syariat Islam. Dan syaratnya, tentu saja, terapkan dulu Islam dalam kehi?¬dupan bermasya?¬rakat dan bernegara. Sebab, tanpa itu mustahil terwujud. Bener lho.

Rabu, 07 Oktober 2009

PENGALAMAN MASUK UNGGULAN

Semasa saya masih smp, saya sangat berminat dengan yang namanya UNGGULAN. Ketika saya masih kelas dua, saya sudah berjanji dalam diri saya kalau saya harus bisa masuk unggulan. Seiring dengan berjalan nya waktu tak terasa saya sudah lepas dari smp... Sebenarnya sih saya bepikir untuk tetap belajar di smp, soalnya saya sangat kangen kle ama tman2 q. Tapi saya menjalani kenyataan yang ada. Saya yakin bahwa SMA nanti saya akan mempunyai teman yang lebih dari itu.

Akhirnya, tiba waktunya untuk berjuang habis2an dengan teman-teman dari sekolah yang lain untuk mengikuti test UNGGULAN.
Pada saat penyeleksian saya tak pernah merasa takut untuk menerima kegagalan, entah knapa saya sangat optimis skle akan hal itu, saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus bahwa Dia telah memberi rasa penuh "percaya diri" dalam diri saya.
Setelah mengikuti semua tes yang ada, tiba waktu nya kami para pesaing melihat hasil akhir dari test tersebut. Syukur kepada Tuhan Yesus dari sekian siswa terampil yang ikut dalam tes tersebut, ternyata nama q tertera di sebuah kertas putih yang telah ternodai akan daftar nama -nama siswa yang menandakan bahwa kami telah terpilih menjadi Siswa UNGGULAN di Kota Sibolga yang kito cintai ini.

Waktu na kami pun menjadi siswa unggulan di SMANSA. Jujur, Saya sangat senang kle menjadi siswa unggulan. Saya bisa secara langsung melihat orang-orang yang memang2 betul di cap sebagai siswa unggulan, yang mempunyai skill di bidang tertentu bahkan juga siswa-siswa yang mempunyai keahlian di segala bidang.
Kondisi ini membuat saya benar2 terpukau, ini menuntut saya bahwa saya harus bisa belajar keras tanpa adanya tekanan dalam diri saya.
Ayo edison LANJUTKAN............!

PENGENALAN INTERNET

Internet pada awalnya dikembang tahun 1969 dengan nama ARPANET oleh DARPA ( Defense Advanced Research Project Agency) milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Tujuan semula dibentuknya Interner ini adalah untuk membentuk suatu jaringan komputer tersebar, yakni jika terjadi peperangan, informasi tidak akan hilang karena informasi disimpan secara tersebar tidak pada satu titik.
Internet merupakan kumpulan dari jaringan komputer yang jumlahnya jutaan, yaitu LAN, MAN, Ataupun WAN yang saling terhubung dengan menggunakan protokol TCP/IP. Media penghubung Internet bisa berupa kabel, satelit, ataupun gelombang radio. Dengan adanya Internet maka semua komputer-komputer di seluruh dunia terhubung menjadai suatu jaringan Web yang bisa saling berkomunikasi.

Mengenai Saya

Foto saya
Iam a simple boy............

Apakah suka dengan blog ini?

Guru yang kamu sukai?

Apakah anda senang Pelajaran TIK?

Pengikut